Saturday, October 17, 2009
TERPANGGUL AKU
Sambil ku baca
Sambil ku rangkul dalam jiwa
tidak lepas sebutan ku lalui
lemah ku menjadi jadi
lalu kucapaikan
sebuah quran usang
tiap ayat kerdil ku baca
kelangsungan meriah tiba
pada hakiki detik ketika
menjejak puisi sekalung rasa
yang terpanggul dimata
Maka ternyanyilah puisi
dalam alun malam ketika doa ku tiba
terpancar nampaklah serinya kata
lalu aku pasrah memahaminya
Ia menarik dan melarik jiwa
Benarlah dugaanku
dikejauhan itu betapa sebuah hati terpatah
gara karenah gila ku
terpana juga
aku menggigil dalam ruang kamar
persona dengan bayu aidilfitri
yang masih sepoi terasa
petanda mukjizat restu
bahawa inilah luka terakhir tinggalan ku.
(C) 2009, Shali
Labels:
aidilfitri,
Bahasa Melayu,
maaf zahir batin,
pantun,
puisi indah,
puisi sedih,
Puisi syahdu,
syair